Rumpon Bambu: Solusi Inovatif Menjaga Kelestarian Laut dan Kesejahteraan Nelayan

Air laut yang tampak tenang menyimpan kehidupan yang kompleks dan rentan. Di balik permukaan birunya, terumbu karang menjadi rumah bagi jutaan ikan, dan nelayan menggantungkan harapan pada setiap jaring yang mereka tebar. 

Namun, kerusakan ekosistem terus terjadi akibat penangkapan ikan yang merusak dan perubahan lingkungan. Ini menjadi pengingat kuat mengapa kita harus menjaga lingkungan, terutama laut yang menjadi sumber pangan dan penghidupan. 

Salah satu cara menjaga lingkungan yang kini mulai dilakukan oleh nelayan tradisional adalah dengan menggunakan rumpon bambu, sebuah alat tangkap sederhana yang tak hanya efisien, tetapi juga ramah terhadap laut. 

Memperingati Hari Kelautan Nasional yang jatuh pada 2 Juli lalu, rumpon bambu diangkat sebagai simbol harapan bagi laut yang sehat dan ekonomi yang berkelanjutan.

Apa itu Rumpon Bambu?

Rumpon bambu adalah alat bantu penangkapan ikan yang dirancang menyerupai rumah buatan atau karang buatan. Dibuat secara mandiri oleh nelayan dari bahan-bahan alami seperti bambu, daun kelapa, dan ranting, alat ini diberi pemberat agar tetap berada di dasar laut. 

Fungsinya adalah menarik ikan untuk berkumpul, berlindung, dan berkembang biak di sekitarnya, sehingga memudahkan nelayan menangkap ikan secara efisien.

Berbeda dari rumpon modern berbahan sintetis atau logam yang bisa merusak ekosistem, rumpon bambu dirancang untuk ramah terhadap lingkungan laut. Ini adalah contoh nyata cara menjaga lingkungan laut dengan pendekatan berbasis kearifan lokal.

Apa Manfaat Menggunakan Rumpon Bambu?

Manfaat rumpon bambu sangat luas, baik dari sisi ekonomi maupun lingkungan:

  1. Meningkatkan hasil tangkapan ikan: Efektivitas rumpon bambu dalam menarik ikan mencapai lebih dari 90%, jauh lebih tinggi dibandingkan rumpon buatan dari bahan lain.
  2. Menghemat biaya operasional: Nelayan menghemat bahan bakar hingga 30%–45% karena lokasi penangkapan lebih terfokus dan efisien.
  3. Ramah lingkungan: Karena berbahan alami dan tidak merusak terumbu karang, rumpon bambu menjadi pilihan ideal bagi nelayan yang sadar akan pentingnya cara menjaga lingkungan.
  4. Mendukung partisipasi nelayan: Proses pembuatan dan penempatan rumpon dilakukan oleh nelayan secara gotong royong. Hal ini membangun kesadaran kolektif mengenai mengapa kita harus menjaga lingkungan.
  5. Menjadi sarang plankton dan habitat ikan: Ini memperkuat rantai makanan di laut dan menjaga kelestarian biota laut lainnya.

Dengan semua manfaat tersebut, rumpon bambu menjadi teknologi tepat guna yang mendukung prinsip keberlanjutan baik bagi laut maupun ekonomi masyarakat pesisir.

Pentingnya Rumpon Bambu untuk Laut Indonesia

Laut Indonesia adalah rumah bagi berbagai jenis ikan dan biota laut yang bernilai ekonomi tinggi, seperti kakap merah, baronang, dan kerapu. 

Sayangnya, banyak praktik penangkapan ikan yang merusak, seperti penggunaan bom atau racun, telah mengancam kelestarian ekosistem laut. Di sinilah rumpon bambu hadir sebagai solusi cerdas.

Penempatan rumpon bambu dilakukan secara hati-hati di area berpasir atau berlumpur agar tidak merusak terumbu karang. Ini menunjukkan kesadaran akan cara menjaga lingkungan dan nilai penting mengapa kita harus menjaga lingkungan sejak dari proses awal pembuatan hingga penggunaannya.

Di beberapa wilayah seperti Pantai Binor, penggunaan lebih dari 400 rumpon baik bambu maupun kubus berongga telah terbukti meningkatkan hasil tangkapan dan membuka potensi ekowisata berbasis masyarakat, seperti wisata pancing. 

Dengan demikian, rumpon bambu tak hanya menyelamatkan laut, tetapi juga memperluas sumber penghasilan masyarakat.

CSR PT Paiton Energy dan PT POMI Mendukung Pengembangan Rumpon Ini

Komitmen untuk menjaga laut dan memberdayakan masyarakat nelayan tidak hanya datang dari komunitas lokal. PT Paiton Energy dan PT POMI melalui program Corporate Social Responsibility (CSR) telah aktif mendukung pengembangan dan penyebaran rumpon bambu sejak 2016.

1. Pemberdayaan Masyarakat dan Ekonomi Lokal

CSR dari kedua perusahaan ini berfokus pada penguatan kelompok swadaya masyarakat (KSM) nelayan. Mereka memberikan pelatihan pembuatan rumpon, dukungan material, serta pendampingan teknis agar nelayan bisa mandiri dan berkelanjutan. Ini bukan hanya strategi ekonomi, tetapi juga cara menjaga lingkungan lewat teknologi ramah ekosistem.

2. Pelestarian Ekosistem Laut

Program CSR ini juga menyentuh aspek pelestarian lingkungan melalui penanaman ribuan pohon mangrove di kawasan pesisir. Tujuannya jelas: menjaga habitat laut dan menunjukkan kepada masyarakat mengapa kita harus menjaga lingkungan, demi keberlangsungan hidup generasi mendatang.

3. Kolaborasi Multi Pihak

Pendekatan Pentahelix yang menggabungkan perusahaan, akademisi, komunitas, pemerintah, dan media memastikan bahwa inovasi seperti rumpon bambu bukan hanya proyek sesaat, melainkan gerakan kolektif yang kuat dan berkelanjutan.

4. Integrasi dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs)

Rumpon bambu juga merupakan bagian dari komitmen perusahaan terhadap SDGs, khususnya pada tujuan nomor 14 yaitu menjaga ekosistem laut. 

Melalui program CSR ini, PT Paiton Energy dan PT POMI telah memperoleh berbagai penghargaan lingkungan, membuktikan keberhasilan mereka dalam menerapkan cara menjaga lingkungan yang efektif dan berdampak.

Menjaga Laut adalah Menjaga Masa Depan

Hari Kelautan Nasional bukan sekadar seremoni tahunan, melainkan pengingat bagi kita semua tentang pentingnya laut bagi kehidupan. Dari laut, kita mendapatkan pangan, pekerjaan, hingga perlindungan ekologi. 

Namun semua itu hanya bisa terus dinikmati jika kita memahami mengapa kita harus menjaga lingkungan, khususnya ekosistem laut yang rapuh.

Rumpon bambu menjadi contoh nyata bahwa cara menjaga lingkungan tidak harus rumit atau mahal. Dengan bahan alami dan pendekatan gotong royong, alat ini membantu menjaga keseimbangan ekosistem laut sekaligus meningkatkan pendapatan nelayan. 

Melalui inovasi sederhana seperti ini, Hari Kelautan Nasional menjadi momen refleksi bahwa menjaga laut bukan pilihan, melainkan keharusan demi masa depan yang berkelanjutan bagi manusia dan alam.

Share the Post: