Hutan mangrove merupakan salah satu aset lingkungan paling berharga di wilayah pesisir. Tidak hanya melindungi garis pantai dari abrasi dan gelombang tinggi, tetapi juga menjadi habitat bagi beragam satwa, tempat berkembang biak ikan, udang, hingga burung-burung air .
Namun, ekosistem ini rentan tergerus akibat perubahan iklim dan aktivitas manusia. Menjawab tantangan tersebut, PT Paiton Energy bersama PT POMI telah menjalankan program konservasi mangrove dengan menanam lebih dari 121,000 total batang mangrove di berbagai titik pesisir Jawa Timur, termasuk Situbondo, Probolinggo, dan kawasan sekitar PLTU Paiton.
Apa Itu Mangrove dan Mengapa Penting untuk Lingkungan?
Sebelum melangkah lebih jauh, penting untuk memahami apa itu mangrove. Mangrove adalah vegetasi khas daerah pesisir tropis yang tumbuh di perairan payau dan memiliki kemampuan unik untuk menahan intrusi air laut ke daratan.
Dengan akar-akar kokoh yang mencengkeram tanah berlumpur, mangrove mampu memecah energi gelombang, mencegah abrasi, sekaligus menjadi habitat penting bagi ikan, udang, kepiting, dan burung pesisir.
Hutan mangrove juga menyerap karbon dalam jumlah besar, menjadikannya sebagai aset vital bagi strategi mitigasi perubahan iklim.
Jejak PT Paiton Energy di Pesisir Jawa Timur
Program konservasi mangrove oleh Paiton Energy dan POMI telah berlangsung sejak lebih dari satu dekade lalu. Berdasarkan inventarisasi resmi, hingga tahun 2025, total penanaman mencapai lebih dari 121,000 batang mangrove di berbagai lokasi pesisir. Beberapa titik penting meliputi:
- Kecamatan Banyuglugur: 35.000 batang
- Pantai Brigaan Situbondo,: 20.000 batang (Juni 2011), 1.000 batang (Juni 2023)
- Pantai Bahak, Tongas, Probolinggo: 2.000 batang ditambah 600 batang melalui kegiatan Pramuka (Juli 2022)
- Kampung Blekok – Situbondo: lebih dari 26.860 batang, termasuk dalam kegiatan besar seperti Love Mangrove Event (10.000 batang, Februari 2022) dan penanaman 15.000 batang (Juni 2022)
- Pantai Dubibir, Desa Ketah, Situbondo: 1.500 batang (Desember 2024)
- Pantai Brigeen, Panarukan: 1.000 batang (Juni 2023)
- Taman Nasional Baluran: 1.300 batang (November 2022)
- Desa Binor, Probolinggo: 1.000 batang (Januari 2025)
Dan berbagai lokasi lain seperti Pondok Kelor, Mandaran, Randu Tatah, Pantai Bentar, hingga Pasir Panjang.
Peta penanaman ini menunjukkan bahwa konservasi tidak dilakukan secara sporadis, melainkan menyebar di berbagai titik strategis pesisir Jawa Timur untuk membangun benteng hijau yang saling terhubung.
Mangrove Center: Edukasi, Pembibitan, dan Pelestarian Ekosistem
Salah satu capaian penting dari program ini adalah berdirinya Mangrove Center di kawasan kampung blekok situbondo. Fasilitas ini menjadi pusat edukasi lingkungan yang terbuka untuk masyarakat, pelajar, peneliti, dan wisatawan.
Di sini, pengunjung tidak hanya belajar tentang apa itu mangrove secara teori, tetapi juga terjun langsung melihat proses pembibitan, penanaman, dan perawatan mangrove.
Mangrove Center juga menjadi tempat penelitian dan pengembangan bibit unggul. Usaha pembibitan ini memastikan bahwa kegiatan penanaman memiliki stok bibit berkualitas tinggi yang siap ditanam di wilayah pesisir yang membutuhkan. Dengan adanya pusat pembibitan ini, keberlanjutan program konservasi semakin terjamin.
Kegiatan Edukasi Lingkungan dan Pelibatan Masyarakat
Penanaman bibit mangrove ini dirangkaikan bersamaan dengan perayaan penting, seperti Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Hari Menanam Pohon Indonesia.
Pada momen tersebut, dilakukan berbagai kegiatan seperti edukasi lingkungan untuk anak sekolah, lomba fotografi alam, hingga gowes hijau (bersepeda bersama) yang mengajak masyarakat menerapkan gaya hidup ramah lingkungan.
PT Paiton Energy dan POMI memahami bahwa menjaga hutan mangrove bukan hanya soal menanam pohon, tetapi juga membangun kesadaran masyarakat.
Karena itu, program ini menekankan pendekatan partisipatif yang melibatkan nelayan, petani tambak, hingga pelaku wisata setempat. Masyarakat tidak hanya menjadi penonton, tetapi juga pelaku utama yang merawat mangrove hingga tumbuh dewasa.
Manfaat Ekologis dan Ekonomi Hutan Mangrove
Dengan lebih dari 121 ribu batang mangrove yang ditanam, manfaatnya kini mulai terlihat. Area pesisir yang sebelumnya rawan abrasi kini lebih terlindungi.
Beberapa spesies burung, termasuk burung Blekok, semakin sering terlihat di kawasan ekowisata Kampung Blekok. Nelayan setempat juga merasakan hasilnya karena hutan mangrove menyediakan tempat berkembang biak bagi ikan dan udang.
Selain manfaat ekologis, program ini mendorong tumbuhnya ekowisata berbasis hutan mangrove. Kampung Blekok, misalnya, kini menjadi destinasi wisata edukatif yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Hal ini membantu meningkatkan perekonomian warga sekitar melalui jasa pemandu, transportasi wisata, hingga kuliner lokal.
Tantangan Menjaga Hutan Mangrove di Pesisir Jawa Timur
Tentu, perjalanan ini bukan tanpa tantangan. Perubahan cuaca ekstrem, intrusi air laut, hingga aktivitas manusia yang tidak ramah lingkungan masih menjadi ancaman bagi hutan mangrove.
Namun, komitmen PT Paiton Energy dan POMI, ditambah keterlibatan aktif masyarakat, memberikan harapan bahwa ekosistem ini dapat terus bertahan.
Ke depan, program konservasi ini diharapkan tidak hanya berhenti di angka 121 ribu bibit, tetapi terus berkembang hingga mencakup lebih banyak wilayah pesisir Jawa Timur.
Mangrove Center akan terus menjadi pusat pembelajaran dan kolaborasi, sementara usaha pembibitan akan memastikan pasokan bibit untuk kegiatan penanaman di masa mendatang.
Langkah PT Paiton Energy dan POMI menanam ribuan mangrove di Kampung Blekok dan sekitar PLTU Paiton adalah contoh nyata bahwa pelestarian alam bisa berjalan beriringan dengan kegiatan industri.
Melalui program ini, kita diingatkan kembali tentang pentingnya hutan mangrove sebagai penjaga garis pantai, penyerap karbon, dan rumah bagi keanekaragaman hayati. Dengan memahami apa itu mangrove dan menjaga keberadaannya, kita sedang menanam harapan untuk masa depan yang lebih hijau, sehat, dan berkelanjutan.
Hutan mangrove bukan hanya warisan untuk generasi sekarang, tetapi juga hadiah berharga bagi generasi yang akan datang dan benteng alami yang akan terus melindungi pesisir Jawa Timur dari gempuran zaman.