Lagilapo: Solusi Pemanfaatan Limbah Popok Jadi Media Tanam

Masalah limbah popok bayi bekas menjadi perhatian serius dalam pengelolaan sampah rumah tangga. Popok sekali pakai sulit terurai dan jumlahnya terus meningkat seiring tingginya angka kelahiran. 

Sebagai respon terhadap tantangan ini, PT Paiton Energy mengembangkan Lagilapo, yaitu alat manual grinding yang inovatif. Alat ini dirancang untuk memisahkan komponen gel penyerap dan kain pembungkus dari popok sekali pakai, sehingga memungkinkan pemanfaatan limbah popok sebagai media tanam dan pot tanaman ramah lingkungan. 

Inisiatif ini menjadi bagian dari upaya mengatasi pencemaran lingkungan sekaligus mendorong ekonomi sirkular di masyarakat sekitar.

Masalah Lingkungan yang Terkait dengan Popok Sekali Pakai

Popok sekali pakai merupakan salah satu sumber limbah padat rumah tangga yang sangat sulit terurai secara alami. Di Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo, rata-rata timbulan limbah popok mencapai 35 ton per tahun. 

Komposisi kimia popok yang mengandung bahan sintetis dan zat kimia menjadikan limbah ini sangat mencemari lingkungan. Tanpa pengolahan yang tepat, limbah ini dapat mencemari tanah, sumber air, serta memicu emisi gas rumah kaca di tempat pembuangan akhir. 

Oleh karena itu, pemanfaatan limbah popok bayi menjadi langkah nyata dalam mengurangi beban ekologis.

Pencemaran Air Akibat Limbah Popok

Komponen Berbahaya dalam Popok yang Mencemari Ekosistem

Popok sekali pakai mengandung gel superabsorben dan bahan kimia lain yang jika dibuang sembarangan dapat larut ke air tanah dan mencemari lingkungan. 

Sebelum inovasi Lagilapo, kadar bakteri Escherichia coli (E. coli) pada sumber air di Pantai Binor tercatat 300/100 ml pada tahun 2019. 

Namun setelah program pengolahan limbah popok diterapkan sejak 2020, angka ini terus menurun hingga 30/100 ml pada tahun 2024, mencerminkan perbaikan nyata terhadap kualitas air.

Dampak Kesehatan pada Manusia dan Makhluk Hidup Lainnya

Pencemaran air akibat limbah popok meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti infeksi, penyakit kulit, bahkan masalah reproduksi. Tak hanya manusia, organisme air dan hewan yang bergantung pada ekosistem air juga terdampak. 

Dengan pengolahan limbah melalui Lagilapo, paparan langsung terhadap bahan berbahaya dapat diminimalkan, menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi semua makhluk hidup.

Apa Itu Lagilapo dan Fungsinya?

Lagilapo adalah singkatan dari Alat Giling Limbah Popok. Alat ini bekerja dengan menggiling popok bayi bekas yang memiliki gel superabsorben (hidrogel) di dalamnya yang dapat digunakan sebagai media tanam.

Menariknya, alat Lagilapo tidak hanya inovatif dari sisi fungsinya, tetapi juga dari proses pembuatannya. Alat ini dibuat dari material bekas dan dirakit secara manual oleh para peserta magang dari Lembaga Pelatihan Kerja (LPK) Paiton Selaras, sebuah lembaga yang berada di bawah naungan PT Paiton Energy.

LPK ini memiliki peran penting dalam mengembangkan keterampilan teknis masyarakat sekitar, terutama dalam mendukung kebutuhan tenaga kerja untuk PT POMI (Paiton Operation & Maintenance Indonesia) dan masyarakat umum.

Dengan melibatkan generasi muda dalam proses produksi, Lagilapo tidak hanya menjadi solusi lingkungan, tetapi juga menjadi media pembelajaran keterampilan teknik, daur ulang, dan pemberdayaan lokal secara langsung.

Fungsi dan Proses Kerja Lagilapo

Alat ini bekerja dengan menggiling popok sekali pakai bekas pakai, yang telah dipisahkan dari kotoran padat. Di dalam popok terdapat komponen gel yang disebut hidrogel superabsorben (biasanya berbahan sodium polyacrylate), yaitu zat yang mampu menyerap air hingga puluhan kali beratnya. 

Popok yang telah bersih diproses dalam alat Lagilapo untuk memisahkan gel superabsorben tadi dari kain pembungkus.

Gel ini kemudian dicampurkan dengan tanah untuk dijadikan media tanam yang memiliki kapasitas tinggi dalam menyimpan air. Sementara itu, lima lembar kain pembungkus diolah menjadi satu pot tanaman yang ringan, fleksibel, dan ramah lingkungan. Produk hasil olahan ini tidak hanya berguna, tapi juga bernilai ekonomis.

Manfaat Lingkungan yang Nyata

  1. Mengurangi Pencemaran Air

Penggunaan Lagilapo berkontribusi besar terhadap perbaikan kualitas lingkungan. Terbukti dari data Sucofindo, kadar E. coli di sumber air menurun drastis dari 300/100 ml (2019) menjadi 30/100 ml (2024). Ini membuktikan efektivitas inovasi dalam mencegah pencemaran air.

  1. Mendukung Sirkularitas Limbah

Lagilapo turut mengubah cara pandang masyarakat terhadap sampah. Limbah popok kini bukan lagi sekadar residu yang tak bernilai, melainkan menjadi komoditas yang bisa diproses, didaur ulang, dan dimanfaatkan ulang dalam bentuk yang lebih bermanfaat.

  1. Mengurangi Ketergantungan Air untuk Pertanian

Hidrogel hasil penggilingan Lagilapo berfungsi menyimpan air dalam media tanam. Ini memungkinkan tanaman tetap terairi secara perlahan meskipun penyiraman tidak dilakukan secara rutin. Hal ini sangat berguna di daerah yang memiliki keterbatasan akses air atau curah hujan rendah.

PT Paiton Energy dan Komitmen terhadap Inovasi Berkelanjutan

PT Paiton Energy menunjukkan komitmennya terhadap keberlanjutan melalui program Lagilapo, yang tidak hanya menanggulangi pencemaran tetapi juga memberdayakan masyarakat dan menciptakan peluang ekonomi baru. Inovasi ini berhasil menurunkan polusi udara dari 0.15 ppm (2019) menjadi 0.02 ppm (2024).

Dampak Sosial dan Ekonomi

Nilai Ekonomis Popok Bekas

Kini, popok bekas tidak langsung dibuang, tetapi dikumpulkan di bank sampah dengan nilai tukar sekitar Rp500 per popok. Langkah ini mengubah perilaku masyarakat dan menciptakan nilai ekonomi baru dari barang yang sebelumnya dianggap tidak berguna.

Keterlibatan Komunitas PKK

Melalui program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL), kelompok-kelompok PKK setempat dilibatkan dalam proses pemanfaatan hasil olahan Lagilapo. Mereka menggunakan gel sebagai pupuk dan kain bekas sebagai bahan pot tanaman, menciptakan ekosistem pemberdayaan berbasis lingkungan.

Perubahan Perilaku Masyarakat

Perubahan besar terjadi pada tingkat rumah tangga. Masyarakat yang sebelumnya membuang popok ke sungai atau tempat terbuka kini mengumpulkannya untuk didaur ulang. Ini bukan hanya meningkatkan kesadaran akan pentingnya pengelolaan sampah, tetapi juga meningkatkan rasa tanggung jawab sosial.

Selain itu jumlah popok yang berhasil diproses menggunakan Lagilapo terus mengalami peningkatan:

  • 2020: 430 popok
  • 2021: 555 popok
  • 2022: 824 popok
  • 2023: 1.180 popok
  • 2024 (per Agustus): 1.200 popok

Keberhasilan ini turut membawa Program INSPIRASI meraih The SME CSR Awards Asia 2024, sebuah pengakuan atas kontribusi nyata dalam pengelolaan lingkungan berbasis komunitas.

Lagilapo bukan sekadar alat, melainkan simbol transformasi. Ia mengubah limbah menjadi harapan, mencemari menjadi menyuburkan, dan ketidaksadaran menjadi aksi kolektif. 

Dengan teknologi sederhana namun inovatif, PT Paiton Energy telah memperlihatkan bagaimana pendekatan holistik dalam pengelolaan limbah dapat menyentuh berbagai aspek mulai dari lingkungan, sosial, dan ekonomi secara berkelanjutan.

Melalui Lagilapo, masa depan pengelolaan limbah rumah tangga bisa lebih cerah, hijau, dan bermanfaat bagi generasi berikutnya.

Share the Post: